Lastly, Turkish Sufi movements had the same role as Calvinism in Northern Europe in the eighteenth century and the Islamic ethic and heritage had an important role in business ethics.
Second, religious motives had an important impact on business. In his conclusion, Arslan mentioned that the result of his research had some impacts: first, the Weber’s criticism of Islamic terms in the economic behavior is not valid, especially in the case of Turkish. He found that Turkish managers scored higher in all characteristics in PWE than British managers. Arslan in 2000 in compared the British and Turkish managers using PWE. Recent research which conducted by Arslan (20) has provided empirical support to refuse Weber’s thesis. Work and faith, according to Abeng (1997), are the same as a root and tree one cannot live without the other.
The Weber opinion about the Islamic values in economics is rejected because faith in Islam includes work as integral component of the human lide. Sedang etika sosialnya masih kurang mendapat tempat yang mencukupi dalam kajian Islam. Moralitas yang menjadi obyek kajian etika Islam itupun lebih banyak berbicara seputar etika individu, yaitu tentang bagaimana memperbaiki diri dan kepribadian dalam ber tutur kata, bersikap, dan berbuat.
Kajian yang lebih diminati oleh ilmuan Muslim adalah tentang moralitas melalui sudut pandang fiqih Islam. Pembicaraan akademik tentang etika belum berkembang dengan baik dalam Islam. Dengan demi- kian, pembahasan-pembahasannya bersifat diskriptif normatif. Model kajian seperti ini banyak ditemukan dalam tulisan-tulisan yang dimaksudkan sebagai bacaan untuk masyarakat umum sebagai pedoman baik- buruk atau ke utamaan amal dalam pandangan agama maupun me ngenai ketentuan-ketentuan halal dan haram. Ke- baikan dan keburukan (etika) dirujuk secara langsung dari sum- bernya, yaitu al-Qur’an maupun Hadis. Kajian religious ethics dan moral keagamaan memi liki ke- cenderungan melepaskan diri dari kerumitan meto dologi.
0 kommentar(er)
